BIZNET Disaster Recovery Center (DRC)
Biznet Technovillage Data Center menyediakan data center kualitas tinggi dan bersertifikasi Tier-3, handal dan skalable. Fasilitas ini di-desain untuk memenuhi spesifikasi Institusi Keuangan dan Perusahaan Penyiaran (Broadcast). Fasilitas ini juga terhubung secara redundant dengan jaringan Fiber Optic Biznet Metro, untuk menghubungkan aplikasi Anda yang sangat penting, Disaster Recovery Center (DRC), Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Dengan lokasi 35 KM di Selatan Pusat Bisnis (CBD) Jakarta, fasilitas ini sangat cocok untuk Disaster Recovery Center (DRC), dilengkapi dengan sistem listrik dan pendingin N+1 untuk mendukung operasi 24x7. |
TEORI DISASTER RECOVERY CENTER (DRC)
Disaster Recovery Center merupakan suatu fasilitas dalam perusahaan yang berfungsi untuk mengambil alih fungsi suatu unit ketika terjadi gangguan serius yang menimpa satu atau beberapa unit kerja penting di perusahaan, seperti pusat penyimpanan dan pengolahan data dan informasi. Secara umum DRC berfungsi untuk:
Membangun sebuah DRC yang baik, bukanlah suatu hal yang mudah, bahkan beberapa praktisi mengategorikannya sebagai sebuah aktivitas kompleks, karena di dalamnya terdapat beragam aspek dan komponen yang membutuhkan perhatian khusus dan serius. oleh karena itu, yang perlu dipelajari dan dipahami sungguh-sungguh oleh mereka yang ingin merencanakan dan mengembangkan DRC adalah metodologi pembangunannya. metodologi yang baik akan menekankan pada aspek-aspek sebagai berikut:
|
3 TYPE DRC
3 pilihan type DRC yang sesuai dengan kondisi alokasi anggaran organisasi, yaitu :
|
Metodologi DRC
Metodologi perencanaan dan pengembangan DRC yang baik paling tidak harus memperhatikan 8 (delapan) tahapan utama, yaitu:
- Pre-planning activities (project initiation), merupakan tahap persiapan untuk menjamin bahwa seluruh pimpinan dan jajaran manajemen perusahaan paham betul mengenai karakteristik dan perlunya DRC dibangun.
- Vulnerability assessment and general definition of requirements, merupakan kajian terhadap potensi gangguan yang dapat terjadi karena kerapuhan sistem dan usaha untuk mendefinisikan kebutuhan akan DRC yang dimaksud.
- Business impact assessment, merupakan analisa terhadap dampak bisnis yang akan terjadi seandainya gangguan tersebut terjadi pada kenyataannya.
- Detailed definition of requirements, merupakan proses mendefinisikan kebutuhan secara lebih rinci setelah proses kajian terhadap dampak bisnis selesai dilakukan, sehingga perusahaan dapat memfokuskan diri secara tepat (karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki).
- Plan and center development, merupakan tahapan membangun perencanaan dan DRC yang dimaksud sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang telah didefinisikan sebelumnya.
- Testing and exercising program, merupakan rangkaian usaha uji coba atau latihan kinerja DRC dengan cara mensimulasikan terjadinya gangguan yang dimaksud.
- Execution, merupakan suatu rangkaian proses dimana DRC beroperasi sejalan dengan aktivitas bisnis sehari-hari perusahaan dalam keadaan normal.
- Maintenance and evaluation, merupakan usaha untuk memelihara dan mengevaluasi kinerja DRC dari waktu ke waktu agar selalu berada dalam kondisi yang prima dan siap pakai.
Prosedur Business Continuity Plan (BPC)
DRC diperlukan oleh perusahaan untuk mengatasi dampak dari bencana yang mungkin terjadi. Untuk itu diperlukan suatu proses perencanaan yang matang agar implementasi DRC berjalan efektif dan efisien. Rencana yang disusun tidak hanya mencakup aktivitas data processing, tetapi meliputi semua aspek di luar operasi data processing. Rencana tersebut harus meliputi prosedur yang telah diuji untuk meyakinkan keberhasilan proses recovery saat bencana benar-benar terjadi. Rencana yang sudah tersusun didokumentasikan dalam bentuk tulisan
Prosedur Disaster Recovery Plan merupakan penjabaran teknis tentang langkah-langkah atau proses pelaksanaan kegiatan recovery. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
Infrastruktur disaster recovery mencakup fasilitas data center, wide area network (WAN) atau telekomunikasi, local area network (LAN), hardware, dan aplikasi. Dari tiap bagian ini kita harus menentukan strategi Disaster Recovery yang paling tepat agar dapat memberikan solusi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun dan negosiasi kontrak DRC:
Prosedur Disaster Recovery Plan merupakan penjabaran teknis tentang langkah-langkah atau proses pelaksanaan kegiatan recovery. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
Infrastruktur disaster recovery mencakup fasilitas data center, wide area network (WAN) atau telekomunikasi, local area network (LAN), hardware, dan aplikasi. Dari tiap bagian ini kita harus menentukan strategi Disaster Recovery yang paling tepat agar dapat memberikan solusi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun dan negosiasi kontrak DRC:
- DRC harus berada di daerah aman tapi dalam jarak yang terjangkau dari lokasi yang akan dilayaninya.
- Perjanjian kontrak harus mengidentifikasikan sumber-sumber secara spesifik dan pelayanan yang akan disediakan.
- Perjanjian kontrak sebaiknya berisi batasan jumlah maksimum pelanggan lain yang berlokasi sama dengan wilayah layanan perusahaan perusahaan bersagkutan.
- Perjanjian kontrak harus menspesifikasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi laporan dari client.